Penemuan Mineral dan Vitamin
Tulang
dan gigi terdiri dari mineral yang telah diketahui sejak lama, namun kalsium
baru detemukan tahun 1808. Kalsium dalam jumlah kecil diketahui untuk
penggumpalan darah. Kemudian, Boussingault menemukan zat besi sebagai zat
essensial. Liebig mengemukan kemungkinan zat besi sebagai pembawa oksigen dalam
sel darah merah. Tahun 1840 penggunaan zat besi untuk menyembuhkan anemia
mendapat pengakuan.
Ringer mengemukakan bahwa larutan yang mengandung natrium klorida, kalium, dan kalsium klorida diperlukan untuk mempertahankan integritas fungsional jaringan hewan, Locke kemudian menambakan natrium bikarbonat. Loeb pada awal abad ke 20 melakukan percobaan bahwa unsure-unsur mineral merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dan dan harus dipenuhi makanan.
Pengakuan
terhadap ikatan organic dalam jumlah sangat kecil dalam bahan makanan yang
diperlukan oleh tubuh yang kemudian dikenal sebagai vitamin, terjadi pada awal
abad ke20. Lind dari Inggris telah
menulis penyakit Scurvy, merupakan penyakit akibat defisiensi besi. Di
Indonesia, Eykman menemukan bahwa selaput luar beras mengandung zat yang dapat
dan mencegah beri-beri.
Funk
dalam buku The Etiology of Deficiency Disease mengusulkan nama Vitamine untuk
zat-zat diatas. Kemudian pada tahun 1920 istilah Vitamine diganti menjadi
Vitamin yang diusulakan oleh
Drummond yang juga mengusulkan pemberian
nomenklatur menurut abjad.